Lewati ke konten utama
Serabi, Makanan Tradisional Yang Nikmat Dan Murah

Serabi, Makanan Tradisional Yang Nikmat Dan Murah

·552 kata
Coretan kuliner
Jundi Mubarok
Penulis
Jundi Mubarok
Write Stories Share Inspiration

Di pagi minggu yang cerah banyak sekali yang menjajakan makanan di pusat keramaian, salah satunya di OSG (Open Space Gallery) yang berlokasi di antara Desa Bojong dan Desa Linggasana.

Lokasi yang cukup ramai dikunjungi untuk jalan santai atau olahraga ringan sambil memilih kira-kira kulakan mana yang cocok untuk sekedar melihat atau bahkan dibeli produknya.

Saya jarang membeli jajanan di sini, karena sudah terlalu mainstream. Kalaupun beli biasanya saya memilih donat supaya mengganjal perut di pagi hari yang masih kosong.

Ya, saya sangat suka makanan manis tetapi tidak menggeser posisi makanan gurih, sehingga punya kedudukan yang sama bagi saya.

Walaupun begitu tetap saja lidah saya lebih tertarik dijajal serabi, makanan tradisional yang enak dan murah.

Ngomong-ngomong tentang serabi saya punya pengalaman kurang enak ketika membeli serabi…

Di malam itu istri saya kepingin serabi yang dimasak dengan menggunakan kompor gas, setelah sampai lokasi ternyata ada masalah entah di regulator atau kompornya pokoknya api tidak mau menyala selama beberapa waktu.

Hingga akhirnya kompor bisa menyala setelah hampir 15 menit, padahal saya cuma membeli 4 buah serabi saja, mau batal beli pun tidak enak karena mereka sudah berusaha menyalakan kompor, ya sudahlah saya hanya bisa menunggu sampai serabi matang.

Akhirnya, saya pulang dan ingin segera menyantap serabi hangat bersama dengan istri.
Pada gigitan pertama istri mencoba serabi hangat ini, akan tetapi…

  • “Aa, kok rasa serabinya asemm…”
  • “Eh iya dekk…kenapa masih dijual ya padahal sudah asem gini, pasti mereka lebih tahu dong usia adonannya”

Walhasil gondok lah kami berdua, serabi harga Rp2000/pcs itupun akhirnya dibuang.

Ya, misi pencarian titik lokasi serabi yang cocok ternyata dibutuhkan ketelatenan, haha.

Saya telah menemukan penjual serabi yang cukup ramai ternyata tidak jauh dari kontrakan saya, dan beberapa kali beli disana. Harga per pcs-nya Rp2000.

Dan baru-baru ini saya telah menemukan lokasi penjual serabi yang lebih cocok di lidah saya, dan harganya lebih murah Rp500.

Serabi, Makanan Tradisional Berharga Murah
Source: iNews.id/Trisna Purwoko

Makanan berbahan baku tepung beras ini hampir tidak ada bosannya memang, sejak SD hampir setiap hari saya membeli serabi sehabis sholat shubuh.

Makanan yang dimasak menggunakan kayu bakar dan dimasak di tungku berbahan dari tanah liat ini memang punya rasa yang khas, apalagi di tambah gorengan sebagai temannya makin maknyuss…

Walaupun saat ini sudah banyak serabi yang dimasak menggunakan kompor gas, tetapi tetap rasa khas yang dimasak menggunakan kayu bakar lebih terasa nikmat.

Oiya, saya hampir lupa, mungkin diantara kamu ada yang mengira ini serabi manis, tapi yang saya maksud disini adalah serabi asin.

Sebenarnya saya juga sangat suka serabi manis, apalagi waktu budhe membawakan serabi khas solo, serabi notosuman. Serabi ini lebih tipis dan lembut dari serabi asin yang biasa saya beli di sini dan digulung menggunakan daun pisang. Sangat nikmat rasanya, ditambah lagi ada varian topping yang beragam, rasa durian, keju dan lainnya

Serabi Notosumon
Source: Instagram/@srabinotosuman

Sayangnya di sini ngga ada yang menjual serabi manis, kalaupun ada pasti saya sering mampir untuk membelinya 😋

Saya kudet, ternyata varian serabi begitu banyak, tapi sayangnya di sini hanya ada serabi asin yang biasa saya beli.

Memang kuliner di Indonesia cukup beragam bahkan dari satu nama makanan bisa berbeda rasanya.

Walaupun saya sudah menemukan lokasi penjual serabi yang paling cocok di sini, tapi serabi di tempat nenek jauh lebih cocok buat saya.

Apalagi membelinya disaat matahari belum keluar seutuhnya, cuaca masih sedikit dingin sambil menikmati hangatnya serabi.

Punya makanan tradisional favorit sampai mengingatkan di masa kecilmu?