Lewati ke konten utama
Curhatan Driver Ojol 'Senior' Tapi Junior

Curhatan Driver Ojol 'Senior' Tapi Junior

·762 kata
Coretan
Jundi Mubarok
Penulis
Jundi Mubarok
Write Stories Share Inspiration
Daftar isi

Sebenarnya Senior
#

Pada Oktober 2018 silam saya mendaftar menjadi mitra GRAB dan saya hanya mencoba selama 1 bulan saja karena posisi saat itu sebenarnya sudah ada pekerjaan dan kepengen mencari cuan tambahan dengan menjadi abang-abang ojol (ojek online).

Tapi karena pekerjaan utama saya tidak bisa serius, alhasil teguran secara tak langsung yang didapat dari teman saya.

Demi menjaga nama baik saya (ceilah..) akhirnya saya tidak lagi mencoba peruntungan dari ojol ini dan saya hanya fokus di pekerjaan yang sudah saya lakoni sebelumnya.

Ya pada akhirnya saya off selama 2 tahun kalau tidak salah dan pihak grab menonaktifkan akun saya karena sudah lama tidak terdeteksi aktif ngojol.

Setelah Sekian lama akun Grab ini mangkrak selama hampir 3 tahun lamanya akhirnya saya mencoba lagi aplikasinya.

Dan saya perlu mengurus berkas terlebih dahulu, yaitu membuat SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) supaya bisa diaktifkan kembali.


Menjadi Junior Lagi
#

Semenjak awal februari 2024 saya sudah seringkali keluar rumah sore sampai malam, demi mencari peruntungan dari ojol ini.

Ya memang hanya peruntungan karena yg namanya ojol kerja by order online, hehe

Kadang dari sore sampai malam dapat sampai 5 orderan, kadang hanya 1 atau 2 atau bahkan nihil.

Saya melihat sistem grab saat ini lebih mudah untuk digunakan entah itu fitur maupun pengalaman di aplikasinya.

Tapi memang untuk melihat keuntungan disini memang tidaklah besar, kecuali kerja full hanya ojol saja yang bisa dapat keuntungan yang berlebih karena ada sistem bonusnya, bonus didapat jika sudah mendapatkan orderan tertentu di jam yang telah ditentukan.

Ya lumayanlah nongkrong menunggu orderan sambil belajar menulis artikel di blog ini yang sama sama sudah mangkrak beberapa bulan. haha.

-Sudahlah postingan sedikit jarang update pula.-

Pengalaman saya setelah menjalani selama beberapa hari ini jadi mengenal banyak tempat yang sebenarnya dekat tapi tidak pernah terpikirkan untuk dikunjungi.

Kemudian hal lain yang tidak kalah menarik adalah customer rela membayar sesuatu yg menurut saya cukup mahal hanya untuk memenuhi kebutuhan perutnya, dibandingkan dengan kebutuhan makanan saya sehari-hari.

Waktu itu ada orderan yang jaraknya cukup jauh yaitu hampir 6 km, rata rata saya mendapat orderan pada jarak kurang dari 4 km.

Pada detail orderan grabfood tersebut tertulis bahwa dia memesan bubur ayam 2 porsi dan jika di total dengan ongkos antar menjadi sebesar Rp 38.000.

Saya pikir ini harga yang cukup lumayan untuk 2 porsi bubur ayam, tapi dengan jarak yang cukup jauh ini sebenarnya sangat wajar.

Sampailah saya pada rumah customer yang ternyata di sekitarnya tidak ada penjual nasi uduk, bubur ayam atau semacamnya yang biasa digunakan untuk menu sarapan.

Serta lokasi rumah customer berada di area yang cukup banyak pepohonan, yang saya rasa cukup membuat bulu kuduk berdiri ketika hari sudah mulai gelap.


Ya begitulah layanan antar jemput makanan di grabfood memudahkan orang orang yang mempunyai sedikit waktu, alih alih memasak, dan ingin membeli makanan dengan hanya sentuhan jarinya saja.

Ada pembagian hasil yang disisihkan untuk pihak grab ini yaitu sebesar 20% dari total ongkos kirim yang nanti akan dipotong lewat aplikasi mitra grab, dan jika kamu melihat harga makanan di layanan grabfood sebenarnya terbilang cukup mahal dibanding membelinya secara langsung.

Tapi tetap saja ada kendala titik antar yang kadangkala tidak presisi, sehingga terkadang masih perlu bertanya ke orang sekitar.

Itulah masalah yang sudah pasti sering dialami oleh kurir paket, menjadi ojol tidak jauh bedanya.

Bonus Yang Dikurangi
#

Saat yang paling membuat sesak adalah, ketika sudah niat ngojol dari sore sampai malam ternyata nggak ada yang order satupun, tapi namanya usaha kan pasti ada saja naik turunnya.

Yang perlu digaris bawahi adalah keuntungan untuk pihak driver ini kurang tinggi menurut saya, karena jika ingin dibandingkan dengan ojek pangkalan jelas lebih tinggi ojek pangkalan tarifnya.

Tapi mengingat sekarang sudah zaman digitalisasi, sehingga peluang mendapatkan orderan seharusnya lebih tinggi dibandingkan dulu.

Masih ingat ketika tahun tahun pertama layanan ojek online ini muncul?

Secara ajaib orang orang berbondong bondong mendaftar untuk menjadi mitra grab (layanan ojol yang muncul pertama kali di Indonesia setelah itu disusul gojek) padahal mereka sudah mendapatkan pekerjaan yang tetap.

Dahulu saat pertama kali aplikasi ini muncul, ada banyak bonus ketika mendapatkan 8-20 customer dalam satu hari, makanya banyak yang pindah profesi.

Tapi semenjak ada banyak update dari aplikasi ojol ini, ada banyak yang dikurangi yaitu; bonus dari frekuensi trip.

Berbeda sekali dengan aplikasi grab ketika pertama kali dirilis yang memanjakan mitra grab dengan bonus jika sudah mendapatkan minimal 8 trip setiap harinya, tetapi pada saat ini lebih ketat dalam mengaplikasikan bonus kepada para mitranya.

Yang pasti, apapun pekerjaan halal yang kita lakukan saat ini adalah impian bagi para orang orang diluar sana yang sedang menganggur atau bahkan tidak bisa bekerja karena suatu alasan.